Posts Subscribe to This BlogComments

Follow Us

Selasa, 31 Mei 2011

Apakah Itu Pandemi??


Pandemi adalah epidemi penyakit menular yang menyebar melalui populasi manusia di wilayah yang besar, misalnya benua, atau bahkan di seluruh dunia. Sebuah penyakit endemik luas yang stabil dalam hal bagaimana banyak orang yang sakit dari itu bukan pandemi. Selanjutnya, pandemi flu mengecualikan flu musiman, kecuali musim flu adalah pandemi. Sepanjang sejarah telah ada beberapa pandemi, seperti cacar dan TBC. Pandemik lebih baru termasuk pandemi HIV dan pandemi flu 2009.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah menghasilkan klasifikasi enam tahap yang menggambarkan proses dimana bergerak novel influenza virus dari infeksi pertama pada manusia hingga pandemi. Hal ini dimulai dengan kebanyakan virus menginfeksi hewan, dengan beberapa kasus di mana binatang menginfeksi manusia, kemudian bergerak melalui tahap di mana virus mulai menyebar secara langsung antara manusia, dan berakhir dengan pandemi ketika infeksi dari virus baru telah menyebar di seluruh dunia.

Suatu penyakit atau kondisi tidak pandemi hanya karena luas atau membunuh banyak orang, melainkan juga harus menular. Sebagai contoh, kanker bertanggung jawab untuk banyak kematian tetapi tidak dianggap pandemi karena penyakit ini tidak menular atau menular.

Dalam konferensi pers virtual Mei 2009 pada pandemi influenza Dr Keiji Fukuda, Asisten Direktur Jenderal iklan Interim Keamanan Kesehatan dan Lingkungan, WHO mengatakan "Cara mudah untuk berpikir tentang pandemi ... adalah untuk mengatakan: sebuah pandemi global . wabah Lalu Anda mungkin bertanya diri sendiri: "Apa itu wabah global" wabah global berarti bahwa kita melihat kedua penyebaran agen ... dan kemudian kita melihat aktivitas penyakit di samping penyebaran virus "?.

Dalam perencanaan untuk kemungkinan pandemik influenza WHO menerbitkan dokumen pedoman kesiapsiagaan menghadapi pandemi pada tahun 1999, direvisi tahun 2005 dan selama wabah 2009, mendefinisikan tahapan dan tindakan yang tepat untuk setiap fase dalam aide memoire berjudul''fase pandemi WHO deskripsi dan tindakan utama oleh''fasa. Semua versi dari dokumen ini mengacu pada influenza. Fase didefinisikan oleh penyebaran penyakit itu; keracunan dan kematian yang tidak disebutkan dalam definisi WHO saat ini, walaupun faktor-faktor ini sebelumnya telah disertakan.
Read More...

Senin, 30 Mei 2011

Aedes Aegypti dan Yellow Fever




Aedes aegypti merupakan jenis nyamuk yang dapat membawa virus dengue penyebab penyakit demam berdarah. Selain dengue, A. aegypti juga merupakan pembawa virus demam kuning (yellow fever) dan chikungunya. Penyebaran jenis ini sangat luas, meliputi hampir semua daerah tropis di seluruh dunia. Sebagai pembawa virus dengue, A. aegypti merupakan pembawa utama (primary vector) dan bersama Aedes albopictus menciptakan siklus persebaran dengue di desa dan kota. Mengingat keganasan penyakit demam berdarah, masyarakat harus mampu mengenali dan mengetahui cara-cara mengendalikan jenis ini untuk membantu mengurangi persebaran penyakit demam berdarah.


Ciri morfologi

Nyamuk Aedes aegypti dewasa memiliki ukuran sedang dengan tubuh berwarna hitam kecoklatan. Tubuh dan tungkainya ditutupi sisik dengan gari-garis putih keperakan. Di bagian punggung (dorsal) tubuhnya tampak dua garis melengkung vertikal di bagian kiri dan kanan yang menjadi ciri dari spesies ini. Sisik-sisik pada tubuh nyamuk pada umumnya mudah rontok atau terlepas sehingga menyulitkan identifikasi pada nyamuk-nyamuk tua. Ukuran dan warna nyamuk jenis ini kerap berbeda antar populasi, tergantung dari kondisi lingkungan dan nutrisi yang diperoleh nyamuk selama perkembangan. Nyamuk jantan dan betina tidak memiliki perbedaan dalam hal ukuran nyamuk jantan yang umumnya lebih kecil dari betina dan terdapatnya rambut-rambut tebal pada antena nyamuk jantan. Kedua ciri ini dapat diamati dengan mata telanjang.

Perilaku dan siklus hidup

Aedes aegypti bersifat diurnal atau aktif pada pagi hingga siang hari. Penularan penyakit dilakukan oleh nyamuk betina karena hanya nyamuk betina yang mengisap darah. Hal itu dilakukannya untuk memperoleh asupan protein yang diperlukannya untuk memproduksi telur. Nyamuk jantan tidak membutuhkan darah, dan memperoleh energi dari nektar bunga ataupun tumbuhan. Jenis ini menyenangi area yang gelap dan benda-benda berwarna hitam atau merah. Demam berdarah kerap menyerang anak-anak karena anak-anak cenderung duduk di dalam kelas selama pagi hingga siang hari dan kaki mereka yang tersembunyi di bawah meja menjadi sasaran empuk nyamuk jenis ini.

Infeksi virus dalam tubuh nyamuk dapat mengakibatkan perubahan perilaku yang mengarah pada peningkatan kompetensi vektor, yaitu kemampuan nyamuk menyebarkan virus. Infeksi virus dapat mengakibatkan nyamuk kurang handal dalam mengisap darah, berulang kali menusukkan proboscis nya, namun tidak berhasil mengisap darah sehingga nyamuk berpindah dari satu orang ke orang lain. Akibatnya, risiko penularan virus menjadi semakin besar.

Di Indonesia, nyamuk A. aegypti umumnya memiliki habitat di lingkungan perumahan, di mana terdapat banyak genangan air bersih dalam bak mandi ataupun tempayan. Oleh karena itu, jenis ini bersifat urban, bertolak belakang dengan A. albopictus yang cenderung berada di daerah hutan berpohon rimbun (sylvan areas).

Nyamuk A. aegypti, seperti halnya culicines lain, meletakkan telur pada permukaan air bersih secara individual. Telur berbentuk elips berwarna hitam dan terpisah satu dengan yang lain. Telur menetas dalam 1 sampai 2 hari menjadi larva. Terdapat empat tahapan dalam perkembangan larva yang disebut instar. Perkembangan dari instar 1 ke instar 4 memerlukan waktu sekitar 5 hari. Setelah mencapai instar ke-4, larva berubah menjadi pupa di mana larva memasuki masa dorman. Pupa bertahan selama 2 hari sebelum akhirnya nyamuk dewasa keluar dari pupa. Perkembangan dari telur hingga nyamuk dewasa membutuhkan waktu 7 hingga 8 hari, namun dapat lebih lama jika kondisi lingkungan tidak mendukung.

Telur Aedes aegypti tahan kekeringan dan dapat bertahan hingga 1 bulan dalam keadaan kering. Jika terendam air, telur kering dapat menetas menjadi larva. Sebaliknya, larva sangat membutuhkan air yang cukup untuk perkembangannya. Kondisi larva saat berkembang dapat memengaruhi kondisi nyamuk dewasa yang dihasilkan. Sebagai contoh, populasi larva yang melebihi ketersediaan makanan akan menghasilkan nyamuk dewasa yang cenderung lebih rakus dalam mengisap darah. Sebaliknya, lingkungan yang kaya akan nutrisi menghasilkan nyamuk-nyamuk.

Pengendalian vektor

Cara yang hingga saat ini masih dianggap paling tepat untuk mengendalikan penyebaran penyakit demam berdarah adalah dengan mengendalikan populasi dan penyebaran vektor.
 Program yang sering dikampanyekan di Indonesia adalah 3M, yaitu menguras, menutup, dan mengubur.
  1. Menguras bak mandi, untuk memastikan tidak adanya larva nyamuk yang berkembang di dalam air dan tidak ada telur yang melekat pada dinding bak mandi.
  2. Menutup tempat penampungan air sehingga tidak ada nyamuk yang memiliki akses ke tempat itu untuk bertelur.
  3. Mengubur barang bekas sehingga tidak dapat menampung air hujan dan dijadikan tempat nyamuk bertelur.
Beberapa cara alternatif pernah dicoba untuk mengendalikan vektor dengue ini, antara lain mengintroduksi musuh alamiahnya yaitu larva nyamuk Toxorhyncites sp. Predator larva Aedes sp. ini ternyata kurang efektif dalam mengurangi penyebaran virus dengue.

Penggunaan insektisida yang berlebihan tidak dianjurkan, karena sifatnya yang tidak spesifik sehingga akan membunuh berbagai jenis serangga lain yang bermanfaat secara ekologis. Penggunaan insektisida juga akhirnya memunculkan masalah resistensi serangga sehingga mempersulit penanganan di kemudian hari.
Sumber: http://id.wikipedia.org/wiki/Aedes_aegypti 
Read More...

Kamis, 05 Mei 2011

Profil


Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas III Pulang Pisau berada di Provinsi Kalimantan Tengah juga merupakan salah satu ujung tombak untuk mencegah keluar-masuknya penyakit karantina dan penyakit menular berpotensi wabah, selalu melakukan pengamatan terhadap beberapa penyakit menular tersebut.
Berdasarkan SK Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 356/ MENKES/PER/IV/2008 Tentang Organisasi dan Tata Kerja Kantor Kesehatan Pelabuhan, Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas III Pulang Pisau memiliki 7 Wilayah kerja yaitu : Wilayah Kerja Pelabuhan Laut Pulang Pisau ( Induk ), Wilayah Kerja Pelabuhan Laut Pegatan, Wilayah Kerja Pelabuhan Laut Kuala Kapuas, Wilayah Kerja Pelabuhan Laut Sebangau, Wilayah Kerja Bandara Cilik Riwut, Wilayah Kerja Pelabuhan Khusus Kelanis dan Wilayah Kerja Pelabuhan Laut Bahaur, dengan adanya wilayah kerja tersebut akan menambah program kegiatan Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas III Pulang Pisau baik dari segi sanitasi maupun kekarantinaan.
Wilayah-wilayah kerja tersebut diatas tidak menutup kemungkinan adanya penularan suatu penyakit yang bersifat wabah dari satu daerah pelabuhan ke pelabuhan lainnya. Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas III Pulang Pisau mempunyai misi dan visi tersendiri untuk membina wilayah-wilayah kerjanya dan melaksanakan program kerja pelayanan terhadap masyarakat dalam rangka pencegahan terhadap menularnya penyakit.
Dengan di berlakukannya IHR ( International Health Regulations ) tahun 2005 maka semakin memperkuat posisi Kantor Kesehatan Pelabuhan sebagai salah satu instansi yang mempunyai kewenangan terhadap berbagai upaya kesehatan di pelabuhan dalam rangka pencegahan penyakit karantina dan penyakit menular potensi wabah yang masuk dan keluar dari pelabuhan, melaksanakan kekarantinaan dan pelayanan kesehatan terbatas di wilayah kerja pelabuhan/bandara dan lintas batas dan pengendalian terhadap dampak kesehatan lingkungan. Sehingga tujuan dan sasaran Kantor Kesehatan Pelabuhan dapat dilaksanakan dengan semaksimal mungkin, dengan mengadakan pengamatan epidemiologi, survei entomologi dan melakukan jejaring kerja baik secara vertikal maupun horizontal serta membina hubungan yang baik dengan Pemerintah Daerah setempat, sehingga apa yang di programkan dapat tercakup dengan memperoleh hasil yang memuaskan.
Read More...

Silahkan Mengisi ShoutBox Kami


ShoutMix chat widget

Yahoo Messenger

Pengunjung (Sejak 01 Juni 2011)